Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan yang Sesuai Standar Pajak

Meta description: Pelajari langkah-langkah membuat laporan keuangan sesuai standar pajak agar bisnis Anda patuh regulasi dan efisien dalam perencanaan keuangan.

 

 

Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan untuk tujuan pelaporan Pajak

Dalam dunia bisnis, laporan keuangan adalah fondasi penting untuk mengukur kesehatan finansial perusahaan. Namun, tidak hanya berguna bagi pemilik atau manajemen, laporan keuangan juga menjadi alat utama bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk menilai kepatuhan wajib pajak.

Karena itu, setiap laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar akuntansi yang berlaku  umum dan menyesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-undang pajak untyuk tujuan pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan ( SPT) sehingga terhindar dari kesalahan administrasi dan potensi sanksi fiskal.

Pentingnya Laporan Keuangan  untuk tujuan pelaporan Pajak

Laporan keuangan bukan sekadar dokumen angka-angka. Ia berfungsi sebagai representasi transparansi bisnis yang mencerminkan kejujuran dan akuntabilitas perusahaan. Ketika laporan disusun sesuai Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan disesuaikan dengan peraturan perpajakan yang berlaku, perusahaan dapat memastikan bahwa laba yang dilaporkan benar-benar menggambarkan kondisi sebenarnya—baik secara komersial maupun fiskal.

Kesalahan umum yang sering terjadi adalah laporan keuangan yang dibuat hanya untuk kebutuhan internal, tanpa memperhatikan aspek perpajakan. Padahal, hal ini dapat menimbulkan perbedaan perhitungan laba kena pajak dan menyebabkan masalah saat pemeriksaan DJP.

Memahami Hubungan antara Akuntansi dan Perpajakan

Secara prinsip, laporan keuangan komersial disusun berdasarkan PSAK untuk mencerminkan kinerja bisnis sesungguhnya. Sementara itu, laporan keuangan fiskal digunakan untuk menentukan besarnya pajak terutang. Karena ada perbedaan tujuan, maka muncul istilah rekonsiliasi fiskal, yaitu proses menyesuaikan laba komersial menjadi laba fiskal.

Dasar hukumnya untuk melakukan kewajiban  menyelenggarakan pembukuan  sesuai  ketentuan dalam pasal 28 ayat  1 Undang-Undan nomor 6 Tahun  1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana terakhir diubah dengan  Undang-undang nomor 7 tahun 2021 ( UU KUP). Perusahaan wajib melakukan penyesuaian fiskal agar laporan keuangannya sesuai dengan aturan pajak yang berlaku.

Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan yang Sesuai Standar Pajak

1. Kumpulkan Bukti Transaksi dan Dokumen Pendukung

Langkah pertama adalah memastikan seluruh transaksi bisnis memiliki bukti sah. Simpan faktur pajak, kwitansi, nota pembelian, dan invoice dengan rapi. Dokumen ini menjadi dasar dalam menyusun jurnal akuntansi dan bukti autentik dalam audit pajak.

Dokumentasi yang lengkap akan memudahkan perusahaan jika sewaktu-waktu ada pemeriksaan dari DJP atau auditor independen.

2. Lakukan Pencatatan Akuntansi Berdasarkan PSAK

Gunakan sistem pencatatan berbasis akrual agar setiap transaksi diakui saat terjadi, bukan hanya saat kas diterima atau dibayarkan. Pisahkan transaksi pribadi dan perusahaan, karena pencampuran keduanya sering menjadi penyebab ketidaksesuaian laporan.

Software akuntansi yang terintegrasi dapat membantu proses ini, memastikan pencatatan lebih cepat, akurat, dan terdokumentasi dengan baik.

3. Susun Jurnal Umum dan Buku Besar

Setiap transaksi harus dicatat ke dalam jurnal umum dan diposting ke buku besar. Dari sini akan muncul saldo akhir tiap akun, seperti aset, kewajiban, pendapatan, dan beban. Ketelitian sangat penting, karena kesalahan kecil bisa berpengaruh pada hasil akhir laporan laba rugi dan neraca.

4. Buat Laporan Keuangan Komersial

Setelah jurnal dan buku besar selesai, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan komersial, meliputi:

  • Neraca (Balance Sheet)
  • Laporan Laba Rugi (Income Statement)
  • Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
  • Perubahan Ekuitas
  • Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Format laporan harus mengikuti PSAK agar dapat dibandingkan dari tahun ke tahun dan memenuhi syarat audit.

5. Lakukan Rekonsiliasi Fiskal

Inilah inti dari laporan keuangan sesuai standar pajak. Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk menyesuaikan laba komersial dengan laba fiskal. Beberapa biaya mungkin diakui secara akuntansi namun tidak diakui oleh pajak (non-deductible expense), seperti:

  • Biaya representasi tanpa bukti yang sah
  • Pembayaran pribadi pemilik yang dibebankan ke perusahaan
  • Denda atau sanksi pajak

Begitu juga sebaliknya, beberapa pendapatan mungkin perlu disesuaikan. Rekonsiliasi ini harus dilakukan secara teliti dan didukung oleh dokumentasi.

6. Lampirkan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

CaLK berfungsi menjelaskan rincian dari laporan keuangan utama, termasuk kebijakan akuntansi, metode penyusutan, dan informasi pajak. DJP sangat memperhatikan bagian ini karena menjadi bukti transparansi dan akurasi pelaporan.

7. Konsultasikan dengan Konsultan Pajak atau Kantor Jasa Akuntan (KJA)

Langkah terakhir adalah memastikan laporan sudah sesuai dengan regulasi terbaru. Konsultan pajak profesional akan membantu meninjau kembali rekonsiliasi fiskal dan memastikan tidak ada risiko kesalahan dalam pelaporan SPT Tahunan.

Selain itu, auditor atau akuntan publik dapat memberikan opini audit sebagai bentuk keandalan tambahan bagi mitra bisnis maupun regulator.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Banyak perusahaan kecil dan menengah melakukan kesalahan yang sebetulnya bisa dihindari. Beberapa di antaranya:

  • Tidak melakukan pencatatan transaksi kecil yang dianggap remeh.
  • Menggabungkan pengeluaran pribadi dengan keuangan perusahaan.
  • Tidak melakukan penyesuaian fiskal saat tutup buku.
  • Mengabaikan dokumentasi pajak seperti e-Faktur dan e-Bupot.

Kesalahan kecil ini bisa menyebabkan perbedaan antara laba komersial dan fiskal, yang berujung pada denda atau koreksi pajak.

Manfaat Laporan Keuangan yang Sesuai Standar Pajak

Ketika perusahaan disiplin menyusun laporan keuangan sesuai standar pajak, manfaatnya terasa di banyak sisi:

  • Menghindari sanksi dan pemeriksaan pajak.
  • Meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata investor, bank, dan partner bisnis.
  • Mendukung efisiensi pajak. Dengan penyesuaian yang benar, perusahaan bisa mengoptimalkan beban pajak sesuai ketentuan.
  • Mendukung pengambilan keputusan yang tepat, karena data finansial yang disajikan akurat dan terkini.

Kesimpulan

Menyusun laporan keuangan sesuai standar pajak bukan hanya kewajiban formal, tetapi juga strategi untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Ketika sistem akuntansi dan perpajakan berjalan selaras, perusahaan dapat beroperasi lebih efisien, transparan, dan terpercaya di mata otoritas pajak maupun mitra bisnis.

Jika Anda ingin memastikan laporan keuangan perusahaan disusun sesuai aturan, konsultasikan bersama Solusi Akuntansi JKT — mitra profesional untuk pembukuan, perpajakan, dan laporan keuangan sesuai regulasi terbaru.

Kunjungi solusiakuntansijkt.com untuk layanan akuntansi dan pajak terpercaya.